PT Sanken Indonesia Tutup Pabrik di Cikarang, Begini Penyebab dan Dampaknya
PT Sanken Indonesia, sebuah perusahaan penanaman modal asing (PMA), mengumumkan akan menutup pabriknya yang terletak di kawasan MM2100, Cikarang, Kabupaten Bekasi pada Juni 2025. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Setia Diarta, mengonfirmasi bahwa perusahaan ini telah menginformasikan penutupan operasional pabrik melalui sistem Online Single Submission (OSS) pada Kamis, 20 Februari 2025. Penutupan PT Sanken Indonesia ini menjadi bagian dari fenomena tutupnya sejumlah pabrik di Indonesia, yang turut menambah kekhawatiran terkait kondisi industri di Tanah Air.
Penurunan Produksi Jadi Penyebab Utama Penutupan
Setia Diarta menjelaskan bahwa pabrik PT Sanken Indonesia di Cikarang terpaksa ditutup karena penurunan produksi yang cukup signifikan. Pabrik ini selama ini memproduksi produk-produk penting seperti transformator (trafo), UPS (Uninterruptible Power Supply), dan power supply, yang sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik. Namun, beberapa tahun terakhir, permintaan produk-produk tersebut di pasar Indonesia mengalami penurunan. Bahkan, pada 2024, tingkat pemanfaatan pabrik tersebut hanya mencapai 14% dari kapasitas produksi yang ada.
Dengan kondisi seperti ini, perusahaan induk Sanken yang berbasis di Jepang memutuskan untuk menutup pabrik di Cikarang dan memindahkan produksinya ke Jepang. Langkah ini bertujuan untuk fokus pada pengembangan perusahaan semikonduktor di Jepang. Hal ini membuat pabrik Sanken di Cikarang Barat tidak lagi beroperasi setelah Juni 2025.
Tutupnya Pabrik Sanken di Cikarang Menambah Daftar Pabrik yang Tutup

Kejadian penutupan PT Sanken Indonesia ini menambah daftar panjang perusahaan yang menghentikan operasional pabrik di Indonesia. Pada 2024, beberapa perusahaan besar seperti PT Hung-A Indonesia, PT Cahaya Timur Garment, dan PT Sepatu Bata (Tbk) juga memilih untuk menutup pabrik mereka. Pabrik-pabrik yang tutup ini menjadi indikasi adanya permasalahan dalam sektor industri, terutama dalam hal penurunan permintaan pasar yang cukup signifikan. Fenomena ini muncul di tengah target pemerintah yang berambisi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Klarifikasi Mengenai Pabrik Sanken di Tangerang
Setia Diarta juga menegaskan bahwa pabrik Sanken yang ditutup ini berbeda dengan pabrik PT Sanken Argadwija yang terletak di Kabupaten Tangerang. PT Sanken Argadwija berfokus pada produksi peralatan rumah tangga seperti dispenser, rice cooker, dan produk sejenisnya. Dengan demikian, penutupan pabrik di Cikarang tidak mempengaruhi operasional pabrik Sanken yang ada di Tangerang.
Kasus Sritex: Dampak Terhadap Industri Indonesia
Selain penutupan PT Sanken Indonesia, industri Indonesia juga dikejutkan oleh kabar pailitnya PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). Pada 23 Oktober 2024, Sritex dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang setelah gagal memenuhi kewajiban pembayaran utang kepada PT Indo Bharat Rayon. Meskipun Sritex sempat mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung, keputusan tersebut tetap mengonfirmasi status pailit Grup Sritex. Kasus ini semakin menambah tantangan yang dihadapi oleh sektor industri Indonesia.
Tantangan Sektor Industri di Indonesia
Tutupnya PT Sanken Indonesia dan pailitnya Sritex adalah tanda peringatan bagi sektor industri Indonesia. Penurunan permintaan pasar, masalah utang, dan ketidakmampuan memenuhi target produksi menjadi faktor utama yang mempengaruhi operasional pabrik. Pemerintah dan pihak terkait perlu melakukan upaya lebih keras untuk menciptakan iklim industri yang lebih baik agar pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dapat tercapai. Diharapkan, langkah-langkah strategis yang tepat dapat mengatasi tantangan-tantangan ini agar sektor industri Indonesia kembali berkembang secara berkelanjutan.
One thought on “PT Sanken Indonesia Tutup Pabrik Cikarang”