Perubahan Drastis di Indonesia Setelah Kim Jong-un Menjadi Presiden
Kim Jong un resmi dilantik sebagai Presiden Indonesia, suasana di seluruh negeri berubah secara drastis. Billboard yang menghiasi jalanan, mural di tembok gang, dan tayangan di TV nasional semuanya hanya menampilkan wajah Kim Jong-un. Senyumannya terlihat di mana-mana, lengkap dengan slogan besar yang berbunyi, “Bersama Pemimpin Agung, Indonesia Akan Menjadi Adidaya!”
Logo KPU Berubah, Pemilu Dihapus
Tak hanya itu, logo Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga mengalami perubahan. Dulu, KPU singkatan dari Komisi Pemilihan Umum, namun kini diubah menjadi “Kim Pilih Un”. Pemilu dianggap tidak lagi diperlukan, karena dengan Kim Jong-un sebagai pemimpin, kemenangan sudah pasti. Menurutnya, demokrasi di Indonesia telah mencapai kesempurnaan.
Hari Ke-7: Pejabat Korup Mulai Bertahlil untuk Diri Sendiri
Minggu pertama pemerintahan Kim Jong-un dipenuhi ketegangan. Para pejabat yang dulunya hidup mewah dengan uang negara mulai menghilang. Yang biasanya suka pamer mobil mewah dan liburan ke luar negeri kini justru lebih memilih untuk bersembunyi. Beberapa pejabat yang sadar akan situasi ini bahkan menggelar acara tahlilan untuk diri mereka sendiri, sebagai bentuk persiapan menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian.
Hari Ke-30: Senyum Jadi Kewajiban, Cemberut Bisa Bikin Hilang
Pada bulan pertama pemerintahan Kim Jong-un, kebijakan baru yang unik diberlakukan, yaitu “Rakyat Wajib Bahagia”. Setiap orang yang terlihat cemberut di tempat umum bisa dianggap tidak nasionalis. CCTV di ruang publik dilengkapi dengan teknologi deteksi ekspresi wajah. Jika seseorang terlihat murung terlalu lama, drone pemerintah akan memberikan teguran keras. Akibatnya, seluruh rakyat Indonesia mulai berlatih senyum setiap hari agar tidak mendapat masalah.
Hari Ke-50: Rambut Wajib Mirip Kim Jong Un

Memasuki bulan kedua, kebijakan tentang penampilan mulai diterapkan. Kim Jong-un menginstruksikan agar seluruh rakyat Indonesia hanya diperbolehkan memiliki tiga model rambut: belah pinggir seperti gaya Kim Jong-un, cepak ala militer, atau botak total. Salon dan barbershop diharuskan mengikuti aturan ini, sementara siapa pun yang tampil dengan gaya rambut lain akan diundang untuk cukur massal di stadion. Penjual pomade pun merasakan dampak penurunan penjualan drastis.
100 Hari Kemudian: Indonesia Seperti Negara Baru
Setelah 100 hari, Indonesia benar-benar berubah. Kasus-kasus korupsi mulai hilang, dan para pejabat yang sebelumnya terlibat dalam korupsi banyak yang menghilang atau mengikuti kajian agama. Sebagai bentuk penghormatan kepada mereka yang telah “pergi lebih cepat”, pemerintah mengadakan “Tahlilan Nasional”, yang bahkan lebih besar dari perayaan kemerdekaan.
Satu Tahun Kemudian: Indonesia Jadi Negara Superpower, Tapi dengan Harga yang Mahal
Setahun berlalu, Indonesia kini menjadi negara yang lebih teratur dan bebas dari korupsi. Namun, di sisi lain, kebebasan berbicara mulai hilang. Kritik terhadap pemerintah di media sosial sudah tidak diperbolehkan lagi, dan berita yang beredar hanya berisi pujian untuk pemerintah. Kebebasan berekspresi kini hanya tinggal kenangan, dan demokrasi yang sebelumnya kacau kini berubah menjadi ketertiban yang mengekang.
Akhir Kata: Sebaiknya Kim Jong-un Tetap di Sana Saja
Meskipun Indonesia membutuhkan pemimpin yang tegas dan anti-korupsi, jika Kim Jong-un yang memimpin, kita harus siap untuk kehilangan banyak hal, terutama kebebasan. Mungkin lebih baik jika Indonesia tetap mempertahankan sistem yang ada meskipun tidak sempurna, karena setidaknya masih ada ruang untuk tertawa dan berekspresi. Kalau Kim Jong Un benar-benar jadi Presiden, mungkin saya tidak bisa menulis opini seperti ini lagi.